Senin, 12 Oktober 2009

Butuh Tersenyum?Silahkan Baca..

Saya baru saja menemukan syair karya Iliyya Abu Madhi di buku Laa Tahzan yang benar-benar mebuat tersenyum.
Berikut adalah syairnya:

Dia berkata: "Langit sedih dan terlihat murung."
Kujawab: "Tersenyumlah!
Biarlah langit murung."
Dia berkata: "Masa muda telah berpaling."
Kujawab: "Tersenyumlah!"
Penyesalan tidak akan dapat mengembalikan masa muda yang telah berlalu."

Dia berkata: "Langit yang dahulu menaungi cintaku kini telah berubah menjadi neraka bagiku karena membiarkanku terpanggang kerinduan.
Ia telah mengkhianati janjinya kepadaku sesudah kuserahkan hatiku kepadanya maka bagaimana aku dapat tersenyum?
Kujawab: "Tersenyumlah dan bersenandunglah. Seandainya engkau tetap merindukannya niscaya engkau akan menghabiskan usiamu dalam penderitaan."

Dia berkata: "Perdagangan dalam perjuangan yang sengit bagaikan musafir yang berjuang hampir mati kehausan.
Atau bagaikan seorang gadis yang mengidap TBC memerlukan transfusi darah setiap kali batuk mengeluarkan darah."
Kujawab: "Tersenyumlah! Bukan engkau yang mendatangkan penyakitnya dan bukan pula yang dapat menyembuhkannya. Bila Anda tersenyum, mudah-mudahan…
Apakah orang lain yang berbuat jahat sebab engkau tak bisa tidur karena ketakutan seakan-akan engkaulah yang berbuat jahat?”

Dia berkata: ”Musuh di sekitarku makin keras caci-makinya. Apakah aku dapat hidup senang bila orang-orang di sekitarku memusuhiku?”
Kujawab: ”Tersenyumlah! Jika Anda tidak ingin lebih mulia dan lebih besar daripada mereka, balaslah cacian mereka.”

Dia berkata: ”Musim semi telah menampakkan tanda-tandanya dan menampilkan dirinya kepadaku dengan keindahan pakaian dan perhiasannya.
Dan aku mempunyai keharusan untuk memberi hadiah kepada orang-orang yang kukasihi, tetapi di tanganku tidak ada uang.”
” Kujawab: ”Tersenyumlah, sudah cukup bagimu bila masih tetap hidup dan masih ada orang-orang yang mencintaimu.”

Dia berkata: ”Malam-malam yang kulalui merekukkan kepahitan kepadaku.”
Kujawab: ”Tersenyumlah, sekalipun engkau mereguk kepahitan. Mudah-mudahan orang lain yang melihat engkau bersenandung akan membuang kesedihannya jauh-jauh dan ikut bersenandung.
Apakah engkau mengira dapat memperoleh uang dengan bermuram durja?
Apakah engkau merugi tidak meraih keberuntungan karena tersenyum cerah?
Wahai sahabat tercinta, kedua bibirmu tidak akan sumbing karena tersenyum dan wajahmu tidak akan bopeng karena berseri.
Maka tersenyumlah, karena bintang-bintang tertawa ceria sekalipun kegelapan malam bertumpang-tindih karena itulah kami mengagumi bintang-bintang.”

Dia berkata: “Keceriaan wajah tidak akan membahagiakan manusia yang datang ke dunia ini dan pergi meninggalkannya dengan terpaksa.”
Kujawab: ”Tersenyumlah, selama antara engkau dan kematian masih ada jarak sejengkal, karena sesungguhnbya engkau tidak pernah tersenyum sebelumnya.”


Ternyata,sudah ada orang lain yang menulisnya,bahkan juga menuliskan beberapa kutipan dari buku Laa Tahzan karya Dr. ‘Aidh bin ‘Abdullah Al Qarni. Seperti di nugrohotech.wordpress.com

0 komentar,apa komentar anda?tulis di sini.:

Posting Komentar