Minggu, 25 Mei 2014

Alam, Seniorku


Apa yang sudah ada sebelum manusia ada? Jika anda tanya saya salah satunya, maka jawab saya: alam. Ya, alam, sang senior kita di kehidupan.

Layaknya segala kemungkinan yang terjadi, senior belum tentu dipandang lebih cakap daripada juniornya. Pengalaman yang dimiliki oleh sang senior bisa saja lebih banyak. Namun jika si junior dianggap lebih berkualifikasi, maka si junior bisa dianggap lebih pantas untuk dipasrahi amanah.

Mari kita lihat secara utuh. Berkualifikasi lebih baik, namun apakah si junior lebih banyak tahu? apakah si junior mengalami masa-masa sebelum dia ada? apakah si junior pantas untuk sombong? apakah si junior pantas untuk mengabaikan nasihat sang senior?

Kalau anda masuk sudut pandang saya dari awal, maka anda tahu apa yang saya maksud. Ini lah analogi tentang manusia yang diciptakan Tuhan sebagai khalifah di muka bumi. Dan selayaknya junior tadi, manusia perlu memposisikan dirinya untuk bersinergi dan belajar dari seniornya.

Itulah kenapa Ebiet G.Ade bertanya pada rumput yang bergoyang. 
Ada pula Pidi Baiq yang bilang,
"semacam kasih sayang
yang kuberikan padamu
meski tidak seperti
matahari untuk dunia"
Dan ada pula aku dan kakakku, yang punya nama dari guntur dan awan.
Bagi saya, boleh saja manusia 'mecari tahu' dari alam. Alasannya: Meskipun manusia ciptaan paling sempurna, belum tentu dia ciptaan paling berpengalaman.

Baca selengkapnya.. »»

Rabu, 21 Mei 2014

Cinta, Benci, Topeng dan Kebenaran


Menjelang event penentuan pilihan, isu-isu digunakan. Berbagai data, opini, gotak-gatuk digunakan untuk saling serang. Untuk tahun 2014 ini, ada yang dikaitkan dengan tindakan pelanggaran HAM, ada pula yang dikaitkan dengan kehausan akan kekuasaan dan tidak komit terhadap tugas.

Ini curhatan saya agar anda mencermati. Tidak detail, tapi semoga anda mengerti. Isu pelanggaran HAM digunakan, tapi pada tahun 2009 dia ikut diusung oleh salah satu pengguna isu HAM tersebut. Di sisi lain, isu haus kekuasaan dan tidak komitmen digunakan, tapi pada saat dia menjadi cagub dia diusung oleh salah satu pengguna isu haus kekuasaan tersebut.

Saya jadi ingat, kata-kata yang semacam ini,
“no eternal friends, no eternal enemies”

Hari ini bisa mesra, besok-besok bisa saling maki. Hari ini adu senjata, besok-besok bisa saling puji. Pada saat apakah itu memang kondisi sebenarnya? Atau semua hanya topeng-topeng penghias? Atau semuanya memang benar sepenuh hati terjadi? Lalu hatinya terombang-ambing mencla mencle?

Untuk saya pribadi, saya ingat sabda Nabi saya,
Cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa saja
karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi
sesuatu yang kamu benci, dan bencilah sesuatu
yang tidak kamu ketahui dengan biasa-biasa saja,
karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi
sesuatu yang kamu cintai.”

Itulah kehidupan, dimana kebenaran bisa nampak saat ini juga. Namun bisa juga terselip di lorong rahasia dan waktu yang lain. Yang nampak benar, bisa saja benar saat ini. Tapi bisa saja besok-besok tidak. Tak apalah kalau sikap yang ‘berbalik arah’ itu karena kebenaran,asalkan  bukan karena transaksi kerakusan.

Baca selengkapnya.. »»

Senin, 05 Mei 2014

Bagaimana sesuatu yang belum sampai logikaku malah menenangkanku?


Saat itu aku masih memakai seragam merah putih ketika suatu pertanyaan datang kepadaku. Malam, sebelum aku tidur, aku lihat langit-langit lalu lemari lalu tembok dan benda-benda lain. Dengan perlahan, isi pikiranku dituntun oleh apa yang aku lihat. Kemudian pertanyaan ini datang:

“Siapa yang menciptakan lemari?”
“Mmm, tukang furniture.”
“Siapa yang menciptakan tembok?”
“Mmm, pak tukang bangunan. “

Lalu kata-kata seorang guru di sekolah ambil bagian,”Sesuatu ada karena pasti ada yang menciptakan. Siapa yang menciptakan alam semesta?? ”
Dilanjutkan olehnya sendiri dan kemudian diikuti anak-anak lain,”Tuhan”.
Informasi-informasi ini, aku proses. Kemudian pertanyaan itu muncul,

“Kalau sesuatu ada karena pasti ada yang menciptakan, lantas siapa yang menciptakan Tuhan?”

Aku tidak berani menjawab pertanyaanku sendiri. Di sisi lain, aku tidak berani menanyakan pada orang lain. Aku takut dikatai ‘kafir’. Aku takut dimusuhi. Aku takut dimaki orang-orang. Karena saat itu yang aku tahu, pertanyaan ini berbahaya.

Hingga suatu ketika aku menemui seseorang yang bagiku dia menenangkan, teduh dan bijak. Aku tidak ingat, apakah aku menanyakan padanya tentang pertanyaanku itu. Tapi seingatku, dia pernah berkata,
“benda ini, berasal dari benda ini. Benda ini berasal dari benda ini. Dan seterusnya hingga semua berasal dari Tuhan. Lalu darimana Tuhan berasal?”

Kata-kata berikutnya sering aku dengar saat TK-bahkan aku hafalkan. Logikaku belum sampai, tapi ‘rasa’ ini menenangkanku. Yang beliau ucapkan berikutnya adalah,

“Qul huwallaahu ahad. Katakanlah: Dialah Allah. Yang Maha Esa. Allaahus somad. Allah adalah Tuhan yang bergantung padaNya segala sesuatu. Lam yalid wa lam yuulad. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”

Jawaban pertanyaanku adalah itu. Aku bingung untuk membabarkannya lebih jauh saat itu. Tapi kemudian aku merasa tenang.
Maka, ketika ada yang bertanya bagaimana sesuatu yang belum sampai logikaku malah menenangkanku akan kuceritakan hal ini.

Sesuatu yang tidak logis saat ini belum tentu tidak benar. Karena dunia saat ini, hanya sebatas panca indra saat ini.
Wallahualam.
Baca selengkapnya.. »»

Minggu, 04 Mei 2014

Akan Aku Titipkan Lagi

Hari ini sudah bertahun-tahun sejak posting terakhirku di blog ini. Memori pun masih bisa diubahnya untuk menjadi mesin waktu, membawaku ke lembaran-lembaran kehidupan yang lalu. Sungguh betapa hebatnya sebuah tulisan. Membuat kita terus ada, meskipun kejadian telah berlalu.

Saat ini, aku sudah lulus kuliah. Tepatnya sudah hampir setahun yang lalu. Statusku saat ini belum bekerja, tapi aku tidak nganggur. Namun tidak juga terlalu sibuk, sehingga pemikiran, imajinasi yang bermacam-macam sering hinggap sebelum aku tidur.

Aku khawatir. Memoriku tak sehebat ingatan blog ini. Lalu aku putuskan, akan ada beberapa pemikiran yang aku titipkan lagi padanya. Jadi ketika aku sudah tiada, mesin waktu itu masih dapat digunakan.Akhir kata, ijinkan aku mengulang apa yang aku tulis sebelumnya: betapa hebatnya sebuah tulisan.
*sumber gambar: one-go.blogspot.com
Baca selengkapnya.. »»