Rabu, 21 Mei 2014

Cinta, Benci, Topeng dan Kebenaran


Menjelang event penentuan pilihan, isu-isu digunakan. Berbagai data, opini, gotak-gatuk digunakan untuk saling serang. Untuk tahun 2014 ini, ada yang dikaitkan dengan tindakan pelanggaran HAM, ada pula yang dikaitkan dengan kehausan akan kekuasaan dan tidak komit terhadap tugas.

Ini curhatan saya agar anda mencermati. Tidak detail, tapi semoga anda mengerti. Isu pelanggaran HAM digunakan, tapi pada tahun 2009 dia ikut diusung oleh salah satu pengguna isu HAM tersebut. Di sisi lain, isu haus kekuasaan dan tidak komitmen digunakan, tapi pada saat dia menjadi cagub dia diusung oleh salah satu pengguna isu haus kekuasaan tersebut.

Saya jadi ingat, kata-kata yang semacam ini,
“no eternal friends, no eternal enemies”

Hari ini bisa mesra, besok-besok bisa saling maki. Hari ini adu senjata, besok-besok bisa saling puji. Pada saat apakah itu memang kondisi sebenarnya? Atau semua hanya topeng-topeng penghias? Atau semuanya memang benar sepenuh hati terjadi? Lalu hatinya terombang-ambing mencla mencle?

Untuk saya pribadi, saya ingat sabda Nabi saya,
Cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa saja
karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi
sesuatu yang kamu benci, dan bencilah sesuatu
yang tidak kamu ketahui dengan biasa-biasa saja,
karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi
sesuatu yang kamu cintai.”

Itulah kehidupan, dimana kebenaran bisa nampak saat ini juga. Namun bisa juga terselip di lorong rahasia dan waktu yang lain. Yang nampak benar, bisa saja benar saat ini. Tapi bisa saja besok-besok tidak. Tak apalah kalau sikap yang ‘berbalik arah’ itu karena kebenaran,asalkan  bukan karena transaksi kerakusan.

0 komentar,apa komentar anda?tulis di sini.:

Posting Komentar