Senin, 05 Mei 2014

Bagaimana sesuatu yang belum sampai logikaku malah menenangkanku?


Saat itu aku masih memakai seragam merah putih ketika suatu pertanyaan datang kepadaku. Malam, sebelum aku tidur, aku lihat langit-langit lalu lemari lalu tembok dan benda-benda lain. Dengan perlahan, isi pikiranku dituntun oleh apa yang aku lihat. Kemudian pertanyaan ini datang:

“Siapa yang menciptakan lemari?”
“Mmm, tukang furniture.”
“Siapa yang menciptakan tembok?”
“Mmm, pak tukang bangunan. “

Lalu kata-kata seorang guru di sekolah ambil bagian,”Sesuatu ada karena pasti ada yang menciptakan. Siapa yang menciptakan alam semesta?? ”
Dilanjutkan olehnya sendiri dan kemudian diikuti anak-anak lain,”Tuhan”.
Informasi-informasi ini, aku proses. Kemudian pertanyaan itu muncul,

“Kalau sesuatu ada karena pasti ada yang menciptakan, lantas siapa yang menciptakan Tuhan?”

Aku tidak berani menjawab pertanyaanku sendiri. Di sisi lain, aku tidak berani menanyakan pada orang lain. Aku takut dikatai ‘kafir’. Aku takut dimusuhi. Aku takut dimaki orang-orang. Karena saat itu yang aku tahu, pertanyaan ini berbahaya.

Hingga suatu ketika aku menemui seseorang yang bagiku dia menenangkan, teduh dan bijak. Aku tidak ingat, apakah aku menanyakan padanya tentang pertanyaanku itu. Tapi seingatku, dia pernah berkata,
“benda ini, berasal dari benda ini. Benda ini berasal dari benda ini. Dan seterusnya hingga semua berasal dari Tuhan. Lalu darimana Tuhan berasal?”

Kata-kata berikutnya sering aku dengar saat TK-bahkan aku hafalkan. Logikaku belum sampai, tapi ‘rasa’ ini menenangkanku. Yang beliau ucapkan berikutnya adalah,

“Qul huwallaahu ahad. Katakanlah: Dialah Allah. Yang Maha Esa. Allaahus somad. Allah adalah Tuhan yang bergantung padaNya segala sesuatu. Lam yalid wa lam yuulad. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”

Jawaban pertanyaanku adalah itu. Aku bingung untuk membabarkannya lebih jauh saat itu. Tapi kemudian aku merasa tenang.
Maka, ketika ada yang bertanya bagaimana sesuatu yang belum sampai logikaku malah menenangkanku akan kuceritakan hal ini.

Sesuatu yang tidak logis saat ini belum tentu tidak benar. Karena dunia saat ini, hanya sebatas panca indra saat ini.
Wallahualam.

0 komentar,apa komentar anda?tulis di sini.:

Posting Komentar